Laporan Tahunan
Gunung Palung Orangutan Conservation Program
2017
Text
Kantor USA GPOCP P.O. Box 15680 Boston, MA 02215 Email: saveGPorangutans@gmail.com
GPOCP adalah organisasi non-profit 501(c)(3). Nomor ID Pajak Federal 26-1380932 Akta Notaris AHU-0040112.AH.01.04.TAHUN 2016
Kantor Indonesia Yayasan Palung Jl. Kol. Sugiono Gg. Ikram No. 01 Ketapang 78851 Kalimantan Barat, Indonesia Phone: +62 534-3036367 Email: saveGPorangutans@gmail.com
Misi Kami
Cover Foto © Brodie Philp
Melindungi populasi orangutan dan keanekaragaman hayati hutan di dalam dan di sekitar Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat, Indonesia
Membangun komunitas masyarakat yang sadartahu dan termotivasi untuk konservasi orangutan, habitatnya dan keanekaragaman hayati di dalam bentang alam Taman Nasional Gunung Palung
Foto © Tim Laman
VISI Kami
Saya senang mempersembahkan laporan tahunan kami untuk tahun 2017. Dalam laporan ini saya bagikan beberapa cerita-cerita sukses terbaru kami tentang Program Konservasi Orangutan di Gunung Palung. Tahun ini program kami berkembang menuju spektakuler. Kami terus bekerja untuk menjalankan misi dan visi kami dan bekerjasama serta berkolaborasi dengan komunitas lokal, lembaga pemerintah dan LSM lain untuk mengembangkan program yang berkelanjutan seperti mata pencaharian, meningkatkan perencanaan penggunaan lahan, dan melestarikan sumber daya alam di daerah tersebut. Ada pun tujuannya adalah untuk membantu orang yang tinggal langsung di zona penyangga Taman Nasional Gunung Palung dalam rangka melestarikan dan melindungi Taman Nasional dan habitat satwa liar, terutama Orangutan Kalimantan. Tahun ini, kami secara resmi mendapatkan sekitar 7.500 hektar Hutan Desa dimana di wilayah tersebut berada pada lanskap Gunung Palung dan merupakan habitat orangutan.
Dengan hormat,
Kata Pengantar Oleh Dr. Cheryl Knott
Program Pendidikan lingkungan yang kami lakukan terus menjangkau komunitas dekat dan jauh, menginspirasi orang dari segala usia untuk belajar dan peduli dengan orangutan dan habitat hutan hujan mereka. Para pengrajin dan petani dari Program Mata Pencaharian Berkelanjutan meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal yang lebih baik, ini ditandai dengan adanya produksi tanaman sebagai hasil dari upaya yang kami lakukan sehingga dapat mengurangi aktifitas ilegal masyarakat seperti perambahan (menebang) hutan di gunung. Kami juga memperluas pertanian organik dan peternakan ikan kami, Para pengrajin dan petani kami saling bekerjasama membuat plot percontohan di Bentangor!. Di Stasiun Penelitian Cabang Panti, Taman Nasional Gunung Palung, kami mendaptkan hibah dari National Science Foundation untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan remaja pada orangutan dan menggunakan teknologi canggih yang baru untuk memahami mengapa orangutan tumbuh sangat lambat. Akhir kata, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua teman, pendukung, dan donatur kami yang membantu kami melestarikan Taman Nasional Gunung Palung, orangutan, dan satwa liar lainnya yang menyebut tempat ini sebagai rumah yang indah. Kami tidak dapat melakukan pekerjaan penting ini tanpa dukungan Anda semuanya.
1.1 MENGAPA TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG?
1. Pendahuluan
1.2 Ancaman bagi konservasi 1.2 ANCAMAN BAGI KONSERVASI
Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) terletak di Kalimantan Barat, Indonesia. Dengan memiliki luasan 108.000 hektar (1.080 km2) kawasan lindung yang menaungi sembilan tipe ekosistem. Kami terlibat secara langsung didalamnya berupa ilmu pengetahuan seperti penelitian dan konservasi di wilayah ini selama lebih dari 25 tahun, terutama karena TNGP merupakan rumah yang utuh dan masih sangat baik bagi habitat orangutan yang tersisa di dunia!. Terdiri dari dataran rendah lembab, hutan rawa gambut dan pegunungan, TNGP memiliki banyak sekali spesies endemik, seperti owa (Hylobates albibarbis), beruang madu Malaysia (Helarctos melayanus), bekantan (Nasalis larvatus), trenggiling (Manis javanica), tarsius (Cephalopachus bancanus) dan enggang badak (Buceros rhinoceros). Memiliki nilai yang luar biasa, bagi konservasi dan saintifik terhadap satu-satunya hutan hujan aluvial dataran rendah utuh yang masih ada di Kalimantan Taman Nasional Gunung Palung adalah daerah tangkapan air yang penting sebagai pemasok air bersih bagi populasi makhluk hidup di sekitarnya. Lanskap Gunung Palung juga memiliki peran utama sebagai penyangga untuk mengatasi perubahan iklim pada kawasan ini, selain itu pula memiliki hutan gambut yang berfungsi sebagai penyerap karbon dan memitigasi hutan untuk banjir dan intrusi air asin yang merusak lahan pertanian pesisir.
Di seluruh Kalimantan, hutan-hutan sudah habis ditebang, kayu dan mineral diekstraksi pada tingkat yang mengkhawatirkan dan lahan gambut dikeringkan untuk pertanian skala industri sehingga menimbulkan kerusakan pada ekosistem dan perusakan keanekaragaman hayati. Termasuk di dalamnya adalah kawasan hutan yang luas yang berada di luar kawasan lindung, yang kemudian
Program Konservasi Orangutan Gunung Palung (GPOCP) bertujuan untuk memastikan masa depan bagi populasi orangutan dan habitat hutan tropisnya di dalam dan di sekitar Taman Nasional Gunung Palung. Kami mengambil pendekatan multi-cabang untuk konservasi, menggunakan lima strategi utama: 1). Pendidikan Lingkungan dan Pelestarian Konservasi, 2). Penghidupan Berkelanjutan, 3). Investigasi Kejahatan Satwa Liar dan Pemantauan, 4). Hutan Desa, dan 5). Penelitian Ilmiah
menimbulkan habitat kritis untuk orangutan. Hutan-hutan penyangga ini juga secara tradisional menyediakan jasa alam bagi komunitas lokal yang mereka dukung sendiri. Dengan semakin banyaknya habitat hutan hujan yang hilang, populasi orangutan di dalam dan di sekitar TNGP menjadi korban yang tak berdosa. Pembukaan hutan untuk penebangan dan pertanian juga meningkatkan akses bagi pemburu dan terutama pemburu yang terlibat dalam perdagangan satwa liar ilegal. Degradasi habitat dapat menyebabkan kelangkaan pangan yang pada gilirannya semakin mengancam kera besar ini, mengancam kesehatan mereka dan berpotensi mempengaruhi secara negatif tingkat reproduksi mereka. Kurangnya makanan secara berkala memaksa orangutan untuk mencari makan di perkebunan kelapa sawit atau lahan pertanian pribadi, memicu konflik dengan manusia. Ancaman langsung terbesar untuk orangutan yang berada di dalam kawasan TNGP adalah pembalakan liar dan perluasan area perkebunan sawit, dan penambangan mineral. Ancaman ini didorong oleh jejaring sosial, ekonomi dan sosial yang kompleks dengan faktor politik, termasuk kurangnya mata pencaharian yang berkelanjutan untuk masyarakat lokal, tingkat pendidikan yang rendah, dan kurangnya komitmen politik lokal, regional dan nasional untuk konservasi yang efektif. As more and more rainforest habitat disappears, the orangutan populations in and around GPNP are the collateral victims. Opening of the forest for logging and agriculture increases access for poachers and hunters involved in the illegal wildlife trade. Habitat degradation can lead to food scarcity, which in turn may stress these great apes, threatening their health and potentially negatively affecting their reproductive rate. Lack of food periodically forces orangutans to forage in oil palm plantations or private farmlands, triggering conflict with humans. The biggest direct threats to orangutans inside GPNP are illegal logging and the expansion of oil palm, and mineral mining. These threats are driven by a complex web of social, economic and political factors, including the lack of sustainable livelihoods for local communities, low levels of education, and a lack of local, regional and national political commitment to effective conservation.
1.3 SOLUSI-SOLUSI KONSERVASI GPOCP
GPOCP bekerja untuk membangun basis yang kuat bersama guru setempat dan kami dedikasikan untuk pendidikan lingkungan. Kita berusaha untuk melibatkan sebanyak mungkin siswa untuk belajar tentang orangutan dan hutan hujan serta masalah konservasi. Salah satu tujuan kunci kami adalah untuk menginspirasi dan meningkatakan kasadaran lingkungan bagi pemuda agar mereka bisa menjadi pelindung satwa dan tumbuhan yang ada di lanskap TNGP.
2.1 IN-CLASS ACTIVITIES
GPOCP secara rutin mengunjungi sekolah-sekolah di zona penyangga TNGP, dan juga di daerah perkotaan Ketapang. Kami melakukan berbagai pendekatan di sekolah yang terdiri dari berbagai kegiatan kelas untuk SD, SMP dan siswa Sekolah Menengah Atas dan pertunjukan boneka bertema orangutan untuk anak-anak usia dini seperti Taman Kanak-Kanak. Di tahun 2017, kami menjangkau total 3.599 siswa, melalui 79 kegiatan penyuluhan dan presentasi, dan 964 siswa melalui 16 pertunjukan boneka. Kami terus menunjukkan peningkatan pengetahuan yang diukur melalui survei pra dan pasca uji.
2. PENDIDIKAN LINGKUNGAN
GPOCP 2017 LAPORAN TAHUNAN | 7
2.2 EKSPEDISI PENDIDIKAN LINGKUNGAN Tahun ini, dengan tujuan membawa pendidikan lingkungan ke masyarakat di daerah terpencil dalam lanskap TNGP, kami memperluas proyek Ekspedisi Pendidikan Lingkungan. Pada tahun 2017, tim pendidikan melakukan 3 ekspedisi, dengan target siswa dan orang dewasa di 6 desa. Setiap ekspedisi terdiri dari delapan kegiatan: 2 pertunjukan boneka, 2 penyuluhan di kelas, dua diskusi kampung, dan 2 pemutaran film lingkungan, semuanya berfokus pada peserta untuk belajar tentang orangutan, habitatnya, dan keanekaragaman hayati hutan hujan lainnya. Ekspedisi pada tahun 2017 yang kami lakukan mencapai 1.169 siswa, 111 orang dewasa melalui diskusi pada komunitas masyarakat desa, dan 1.320 orang yang menyaksikan pemutaran film lingkungan, sebagian besar peserta belum pernah menerima pendidikan lingkungan sebelumnya.
2.3 KELOMPOK PEMUDA
GPOCP mendukung dua kelompok relawan muda yang peduli terhadap lingkungan: TAJAM di Ketapang, dan REBONK di Kayong Kabupaten Utara. Kami memiliki sekitar 150 relawan muda yang berasal dari siswa-siswi SMP dan SMA setempat beberapa diantara mereka tidak lagi mengenyam pendidikan formal. Pada tahun 2017 kami mengadakan 46 acara dengan partisipasi aktif 972 peserta. Mereka bersemangat untuk peduli dan mengkampanyekan orangutan dan konservasi. Para relawan muda ini juga sangat senang terlibat langsung pada acara khusus seperti Hari Bumi dan Hari Orangutan Sedunia. Adalah staf GPOCP yang bertindak sebagai contoh atau teladan positif untuk membantu dan membentuk generasi muda yang peduli terhadap konservasi selanjutnya.
Pada tahun 2017, kami melakukan 17 kunjungan lapangan, termasuk 4 kunjungan di Taman Nasional Gunung Palung, 5 kunjungan di Pusat Pendidikan Lingkungan kami di Bentangor, dan 8 kunjungan ke lokasi lain seperti pantai, hutan bakau, dan Hutan Kota setempat. Kami menjangkai 389 siswa dan guru melalui kegiatan ini.
Tahun ini kami menyelenggarakan kunjungan lapangan khusus para pihak seperti organisasi pemerintah, termasuk Staf Taman Nasional, polisi setempat, BKSDA, dan Kantor Perencanaan Tata Ruang. Tujuan dari perjalanan ini adalah untuk mengembangkan sinergisitas antara organisasi yang bekerja untuk melestarikan TNGP, selain itu kegiatan tersebut juga sebagai kesempatan langsung untuk keluar dari kejenuhan kantor dan menikmati keindahan yang ditawarkan oleh TNGP.
2.5 BEASISWA PEDULU ORANGUTAN KALIMANTAN Program Beasiswa Peduli Orangutan Borneo (BOCS) memberikan beasiswa bagi siswa dari keluarga yang kurang mampu untuk masuk perguruan tinggi. Program BOCS memiliki dua tujuan utama: 1). Untuk menumbuhkan generasi terdidik perguruan tinggi yang memiliki komitmen terhadap konservasi orangutan dan habitat, dan 2). Untuk memberikan dukungan material kepada anak-anak muda yang ada di dua kabupaten; Ketapang dan Kayong Utara yang tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka ke tingkat perguruan tinggi (Universitas). Tahun ini kami memberikan 6 beasiswa, sehingga jumlah total penerima sejak 2012 menjadi 21 siswa. Kami memberikan (mengadakan) kursus pelatihan selama 3-hari bagi para penerima beasiswa untuk membangun kapasitas mereka dengan harapan dapat membantu mereka menemukan pekerjaan dan sukses setelah menyelesaikan studi mereka di Perguruan Tinggi. Seperti pada tahun 2017 ini, kami memiliki total 4 lulusan, 2 diantaranya sekarang bekerja untuk GPOCP!
GPOCP 2017 ANNUAL REPORT | 12
2.4 KUNJUNGAN LAPANGAN
2017 kami terus melakukan kesadaran konservasi melalui pemutaran film lingkungan kedalam kegiatan Pendidikan Lingkungan. Tahun ini, kami melakukan 10 pemutaran film lingkungan secara keliling dan berhasil menjangkau lebih dari 1.320 orang. Film kami bertemakan tentang lingkungan, termasuk tentang ancaman terhadap orangutan dan habitatnya serta sumber daya Taman Nasional di daerah sekitarnya, dan tentang perubahan iklim.
3.2 SINEMA KELILING
GPOCP menyiarkan total 76 program siaran radio yang bertemakan lingkungan pada tahun 2017. Setiap bulan program radio dapat menjangkau 400.000 pendengar di lanskap Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Sepuluh diantaranya adalah siaran langsung bersama tamu istimewa dari lokal dan telepon interaktif dengan pendengar, selain itu juga menghadirkan tamu istimewa lainnya seperti dari organisasi pemerintah dan masyarakat. Tahun ini kami berkerjasama dan mulai berkolaborasi secara resmi dengan stasiun radio di Kayong Utara. Dengan kata lain, kami melakukan 2 siaran di 2 kabupaten. Untuk mendengarkan beberapa klip siaran radio kami (dalam Bahasa Indonesia) silakan kunjungi websiteYayasan Palung, dengan akun Cloud suara di sini.
Program Kampanye Penyadartahuan (kesadaran) Konservasi GPOCP menggunakan berbagai alat komunikasi untuk meningkatkan kesadaran tentang orangutan dan hutan hujan sebagai habitatnya. Ada pun tujuannya untuk memelihara dan mengelola lingkungan hidup yang tidak hanya di Ketapang dan Kayong Utara, tetapi juga di seluruh Indonesia dan dunia.
3.1 RADIO
3. KESADARAN KONSERVASI
3.4 Person of the Forest
GPOCP 2017 LAPORAN TAHUNAN | 10
GPOCP menerbitkan total 154 artikel berita di surat kabar cetak dan online provinsi dan nasional pada tahun 2017. Surat kabar cetak dan online menampilkan artikel tentang GPOCP seperti di Pontianak Post, Tribun Pontianak, Kompas, Ketapang Business Magazine, dan Suara Pemred. Kita juga menerbitkan berita berupa informasi terkait kegiatan/program yang dilakukan oleh GPOCP dan dimuat juga di Mongabay Indonesia dan CNN Indonesia. Media ini memungkinkan kami untuk menyampaikan informasi ke keluar dan menjangkau audien (masyarakat luas) jauh melampaui komunitas lokal Ketapang dan Kayong Utara, Ada berbagai topik yang kami bagikan sebagai sumber informasi, mulai dari kegiatan GPOCP hingga editorial tentang masalah lingkungan. Dengan maksud untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di seluruh Indonesia dan di luar negeri tentang pentingnya pelestarian lingkungan, ancaman khusus terhadap keanekaragaman hayati Kalimantan dan beberapa tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi ancaman ini. Kami juga memproduksi buletin berbahasa Inggris bulanan dengan nama Code RED. Publikasi email ini menyoroti kegiatan dari penelitian dan program konservasi kami. Untuk dapat bergabung, bisa dengan cara mendaftar pada email kami Code RED bisa langsung masuk ke kotak masuk Anda, kunjungi situs web kami di savegporangutans.org.
Media sosial adalah alat yang tak ternilai untuk konservasi, memungkinkan kita untuk menjangkau orang-orang yang peduli orangutan dan habitat hutan hujan di seluruh Indonesia dan di seluruh dunia. Kami berharap itu dengan berbagi informasi tentang pekerjaan kami, kami dapat membangkitkan semangat orang-orang di seluruh dunia untuk melindungi orangutan dan TNGP. Media sosial telah mengangkat status GPOCP sebagai lembaga/organisasi konservasi orangutan internasional. Beberapa informasi berupa foto dan tweet secara rutin kami bagikan kepada khalayak luas.
FOLLOW US! Facebook Gunung Palung Orangutan Project Yayasan Palung Instagram @saveGPorangutans Twitter @GPOrangutans @gpocp
Pada 2017, GPOCP membantu menghasilkan film dokumenter, 'Person of the Forest', Film ini telah ditampilkan di banyak festival film dan memenangkan banyak penghargaan untuk pesan pelestariannya. Kami ingin dengan tulus berterima kasih kepada Tim Laman dan Melissa Lesh untuk kerja keras mereka dan yang selama berjam-jam membuat dokumenter ini bersama. Lihat videonya!
3.3 MEDIA SOSIAL
3.4 MEDIA DAN PRESENTASI
4. MATA PENCAHARIAN BERKELANJUTAN
Tujuan dari program pertanian organik kami adalah untuk menyediakan bantuan dan dukungan teknis yang diperlukan petani lokal agar sepenuhnya mereka bisa megolah tanah yang mereka miliki dengan cara yang tidak merusak lingkungan seperti tebas-dan-bakar. Di tahun 2017 ini, kami telah mengadakan 18 pelatihan pertanian organik, mengajar lebih dari 200 peserta bagaimana cara membuatnya pupuk organik dan pestisida. Workshop kami telah mengurangi beban pengeluaran petani hampir $50 USD/bulan dan meningkatkan produktivitas lahan mereka sebesar 50%. Pada 2017, kami menciptakan koperasi pertanian dengan satu kelompok tani dengan jumlah 10 petani. Kami terus memantau dan membina kelompok ini untuk membangun kapasitas mereka menjadi pemimpin komunitas lokal. Pada 2018, kami membantu koperasi ini dan mendapatkan pengakuan hukum yang sah oleh pemerintah lokal. Untuk pertanian organik, kami memulai pusat kompos di Bentangor! Fasilitas ini digunakan oleh petani setempat untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian mereka. Pada 2018, kami berencana memperluas teknik kompos ini kepada komunitas lain dan sekolah lokal.
Program Mata Pencaharian Berkelanjutan untuk mendorong peluang ekonomi yang ramah-hutan di antara masyarakat yang tinggal di daerah penyangga TNGP. Kami mempromosikan pertanian organik, mengembangkan produk hasil hutan bukan kayu melalui kelompok pengrajin tradisional, dan membuka kesempatan petani melalui budidaya ikan tawar. Program ini mecegah perambahan hutan dan perburuan ilegal di daerah tersebut.
4.1 PERTANIAN ORGANIK
GPOCP mendukung 5 kelompok pengrajin hasil hutan bukan kayu (HHBK) di 4 desa GPNP sekitarnya. Pada 2017, pengrajin kami menjual 742 produk kerajinan dan menghasilkan lebih dari $ 3.800 USD. Kelompok penggiat GPOCP berpartisipasi dalam 2 kerajinan tangan hasil hutan bukan kayu yang terampil dan terlatih. Mereka juga terus membimbing para pemuda di sekolah menengah setempat. GPOCP bekerja dengan giat untuk membangun kapasitas para perajin dan bekerjasama dengan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Indonesia) dan Disperindakop (Dinas Perdagangan dan Industri) untuk mempromosikan HHBK. Pengrajin kami juga ditampilkan di acara televisi nasional, Jendela Inspirasi oleh MNC TV. Para perajin telah menjadi pemimpin lokal dan bahkan mengilhami kantor Taman Nasional menjadi lebih terlibat aktif dan berkelanjutan secara bersama untuk mengembangkan mata pencaharian masyarakat.
Budidaya ikan tawar adalah alternatif lain metode penghidupan yang berkelanjutan yang kami gunakan. Tahun ini, para petani kita belajar membuat pakan ikan sendiri. Kami juga melakukan fokus kelompok diskusi untuk mempelajari apakah petani bisa lebih sukses dengan kolam mereka. Mereka menjawab bisa dengan lebih banyak pelatihan peningkatan kapasitas dan membuat koneksi dengan pasar lokal. Pada 2018, kami berencana untuk mengatasi masalah ini dan menjadikan akuakultur sebagai mata pencaharian yang lebih layak dan menjadi pilihan. Mereka akan belajar semuanya tentang konstruksi kolam, pemeliharaan, dan bahkan pemuliaan ikan.
4.3 KELOMPOK PENGRAJIN HASIL HUTAN BUKAN KAYU
Sebagai pelatih pengrajin kami adalah Ibu Ida, yang telah bekerja tanpa lelah untuk membangun bisnis HHBK-nya dan pada 2017, dia mendapatkan penghargaan sebagai Pelopor Desa untuk Pengelolaan Lingkungan Hidup.
GPOCP 2017 LAPORAN TAHUNAN | 12
4.2 AKUAKULTUR
5. MONITORING & INVESTIGASI KEJAHATAN MARGASATWA
5.1 INVESTIGASI
Investigator lapangan kami melacak kasus kejahatan terhadap satwa liar, terutama orangutan, yang sedang ditahan secara ilegal dan/atau diperdagangkan di pasar gelap. Kita bekerja dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Kepolisian Ketapang, dan Yayasan International Animal Rescue untuk melaporkan kejahatan terhadap satwa liar dan membantu penyelamatan orangutan.
GPOCP 2017 LAPORAN TAHUNAN | 13
Pada tahun 2017, Investigasi Kejahatan Satwa Liar, Tim GPOCP telah mengidentifikasi dan melaporkan 13 orangutan di Indonesia yang perlu penyelamatan. Dari jumlah ini, ada 4 individu diselamatkan dari tempat di mana mereka secara ilegal disimpan sebagai hewan peliharaan. Mereka disita oleh BKSDA dan dipindahkan oleh Yayasan International Animal Rescue untuk dilakukan rehabilitasi. Empat dari orangutan ini telah dikembalikan ke habitat mereka berupa hutan lokal, dan 1 individu orangutan ditranslokasi ke hutan yang lebih cocok. Investigator kami juga menemukan dan melaporkan 14 kasus hewan peliharaan lainnya secara ilegal seperti owa, buaya, dan beruang madu. Pada tahun 2017, kami memperluas metode penyelidikan kami dengan menggunakan teknologi drone dan GPS untuk membuat peta yang membantu kami menghasilkan alat bantu visual menargetkan kejahatan terhadap satwa liar. GPOCP mengirim 2 staf ke lokakarya pengembangan kapasitas untuk belajar menerbangkan drone dan teknik analisis peta. Pada 2018, kami berharap melihat adanya penurunan dalam semua kasus pemiliharaan satwa liar secara illegal.
5.2 TEKNOLOGI DRONE
Salah satu tujuan kami tahun ini adalah untuk menerapkan penggunaan teknologi drone dan pemetaan untuk lebih memahami beberapa kegiatan yang terjadi pada tingkat bentang alam taman nasional. Dua orang tim lapangan kami bergabung dengan kelas drone di Jakarta selama berminggu-minggu untuk belajar bagaimana cara menerbangkan drone yang berbeda dan cara menganalisis citra yang dikumpulkannya.
Selama terjadi konflik orangutan, drone memungkinkan tim kami untuk mencari area dengan cepat dan efisien. Dengan demikian, kami dapat menentukan apakah orangutan dapat dengan aman dilindungi di area hutan atau harus dipindahkan ke tempat atau lokasi yang lebih aman. Tim kami juga telah mampu mengajarkan kepada organisasi lokal lainnya tentang manfaat dari teknologi drone.
Empat kasus GPOCP telah dilaporkan kepada pihak berwenang pada tahun 2017: Beruang madu dirantai di papan kayu (kiri atas); Owa disimpan di dalam kotak kayu kecil (kanan atas); Seekor kancil yang dipelihara dalam kondisi tidak sehat (kiri bawah); orangutan disita dari sebuah rumah (kanan bawah).
GPOCP 2017 LAPORAN TAHUNAN | 14
Hukum Indonesia cenderung tidak mengakui kepemilikan tradisional atas tanah dan meninggalkan komunitas hutan karena akan beresiko kepada konversi yang terus menerus terjadi untuk pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit, pertambangan atau konsesi kayu. Konservasi hutan di zona penyangga TNGP dan area lokal lain di sekitarnya sangat penting untuk komunitas setempat. Memfasilitasi penduduk desa untuk menciptaan kawasan konservasi lokal dan dikelola secara lestari di sekitar TNGP. Cara praktis untuk mengurangi tingkat perambahan di dalam Kawasan Taman Nasional untuk melestarikan habitat orangutan. Pada tahun 2017, GPOCP 7.500 hektar (ha) kawasan hutan secara hukum telah disahkan sebagai habitat orangutan yang terdapat di 5 Hutan Desa yang kami dampingi dan berbatasan langsung dengan Taman Nasional (ditunjukkan pada peta di halaman berikutnya). Kami terus melakukan dan membangun serta meningkatkan kapasitas 90 anggota Lembaga Pengelolaan Hutan Adat (LPHD) kami. Kami memiliki lebih dari 25 tokoh yang fokus pada agro-forestry, membangun penyimpanan air kanal untuk pencegahan kebakaran, membuat pusat pembibitan, merehabilitasi lahan gambut yang terbakar sebelumnya, dan pengelolaan hutan.
Insiatif Hutan Desa GPOCP bertujuan untuk melindungi hutan dengan mendukung pengelolaan hutan yang dikelola oleh masyarakat setempat. Kami melakukan pendekatan pengelolaan hutan berbasis masyarakat, menyiapkan proposal, dan memfasilitasi pertemuan dengan pihak kehutanan/berwenang.
GPOCP 2017 LAPROAN TAHUNAN | 15
6.1 HUTAN DESA
6. INISIATIF HUTAN DESA
6.3 SURVEI KEANEKARAGAMAN HAYATI
Peta di atas menunjukkan hampir 7.500 hektar lahan yang sekarang secara hukum ditetapkan sebagai Hutan Desa di 5 desa. Agar lahan ini dikelola secara berkelanjutan dan dikelola dengan baik, GPOCP telah bekerja tekun untuk membangun kapasitas komunitas lokal.
Mulai tahun 2015, kami mulai melakukan survei untuk memantau keanekaragaman hayati yang ditemukan di hutan desa kami. GPOCP telah membuat basis data, mendokumentasikan flora dan fauna yang berbeda dan ditemukan di wilayah ini. Staf lapangan kami yang terampil bekerja secara langsung bersama dengan anggota LPHD untuk membuat daftar botani dari hasil survei yang dilakukan. Dari hasil survei tersebut, tim telah mengidentifikasi banyak orangutan yang ditandai dengan banyaknya pohon pakan, sarang orangutan, dan tanda adanya beruang di wilayah hutan itu. Dari hasil survei menunjukkan bahwa terdapat sekitar 60 individu orangutan yang tinggal di hutan ini sebagai rumah yang nyaman bagi mereka.
6.2 STUDI BANDING
Kami melatih anggota dari LPHD. GPOCP mengajak 10 anggota diantarnya untuk secara bagian melakukan studi banding bagi masyarakat di sekitar hutan lainnya untuk belajar itu bagaimana pengelolaan hutan dengan baik. LPHD memperoleh pengetahuan tentang budaya bagaimana caranya mengumpulkan madu liar, membuat kerupuk ikan, dan belajar bagaimana keterampilan memanajemen hutan yang tak terhingga nilainya. LPHD mengambil pengetahuan ini agar kembali ke desa asal mereka nantinya bisa memulai dan menerapkannya seperti bagaimana cara pemanenan madu liar. Sampai saat ini kami telah memiliki lebih dari 80 sarang lebah madu yang produktif.
Penelitian GPOCP berfokus pada pemahaman mengenai banyaknya keunikan orangutan tersebut sehingga. Salah satunya ciri-cirinya adalah bahwa orangutan tampaknya tumbuh dan berkembang biak lebih banyak secara perlahan dibandingkan primata lainnya. Kami pikir ini mungkin strategi untuk mengatasi periode ketersediaan pakan yang sangat rendah. Jadi, salah satu proyek kami saat ini adalah memeriksa pertumbuhan dan perkembangan remaja dengan menggunakan beberapa teknik baru yang menarik. Ini termasuk fotogrametri laser untuk mengukur tingkat pertumbuhan, ukuran partikel tinja dan analisis video untuk menentukan efisiensi mengunyah, analisis feses untuk mengukur efisiensi dan analisis pencernaan air kencing dan kotoran untuk mengukur energik, status reproduksi dan kesehatan. Untuk memahami faktor apa saja yang menjadi penyebab utama yang membuat pertumbuhan lambat orangutan. Ini sangat penting karena dapat memberikan informasi penting untuk memahami bagaimana perubahan ekologis kondisi dapat mempengaruhi kelangsungan hidup spesies. Pada tahun 2017, kami mengumpulkan 236 sampel feses dan 107 sampel urin dari orangutan liar di Stasiun Penelitian Cabang Panti di GPNP.
7.1 PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN REMAJA
Penelitian ilmiah memainkan peran penting dalam konservasi orangutan, oleh karena itu penting untuk memantau, mengukur populasi, kesehatan, dan habitat agar bisa digunakan untuk memahami kelangsungan hidup populasi satwa liar. Proyek kami telah memelopori penggunaan non-invasif teknik, menggunakan penanda kesehatan yang ditemukan dalam urin dan kotoran, untuk memberi kita wawasan bagaimana status orangutan liar.
7. PENELITIAN ORANGUTAN
Tahun ini kami melanjutkan pengumpulan data suhu tubuh orangutan liar. Rinaldi Gotama, Peneliti S-1 Indonesia, membantu membentuk metode pemetaan baru tentang kesehatan orangutan dengan mengukur suhu tinja sebagai proksi suhu tubuh. Prosedur ini telah berhasil digunakan pada simpanse dan kami menguji keefektifan metode ini untuk digunakan dengan orangutan liar. Validasi kami dengan cara pengumpulan feses langsung, suhu dan kemudian memetakan perubahan suhu setiap 15 detik selama 5 menit dan juga mencari bagaimana habitat dan suhu udara mempengaruhi hasilnya. Ini menunjukan tingkat keberhasilan yang menjanjikan dengan alat baru yang kami pakai untuk mengetahui status kesehatan orangutan.
7.2 KESEHATAN ORANGUTAN
GPOCP 2017 LAPORAN TAHUNAN | 18
7.3 PRESENTASI & PENGHARGAAN
Asisten Botani, Rinta Islami, setiap hari melakukan penyaringan dari berbagai pohon dan makanan yang disebarkan oleh orangutan di tanah di lokasi Stasiun Penelitian Cabang Panti. Selanjutnya sampel-sampel tersebut ditimbang, diidentifikasikan, dan foto-foto contoh dari banyak pohon yang dimakan hanya oleh satu orangutan liar dalam satu hari. Foto © Faye Harwell.
Pada 2017, peneliti dan mahasiswa pascasarjana bersama dengan Orangutan Gunung Palung Proyek menyampaikan 6 presentasi pada pertemuan tahunan American Association of Physical Antropolog dan pertemuan para Primatologis Evolusi Timur Laut. Pada presentasi tersebut menyampaikan tentang ekologi orangutan mencari makan, parasit, stres sosial, interaksi jantan-betina, dan penyebar benih. Kami juga menyampaikan Selamat kepada Caitlin O'Connell yang akan menyelesaikan disertasi PhD-nya, menjadi Doktor dan menjadi peneliti baru di Gunung Palung. Cheryl Knott juga merasa terhormat menjadi Pembicara Kunci pada Konferensi Orangutan tahun ini di New Orleans, di mana dia menyajikan Penelitian dan konservasi GPOCP bekerja untuk memimpin perlindungan orangutan dari sekitar kawasan hutan hujan di Gunung Palung. Dr. Knott juga menerima penghargaan Pongo Environmental 2017 dari Orang Utan Republik Foundation untuk pekerjaan lapangannya yang signifikan yang memajukkan keberhasilan pemahaman kita tentang masyarakat di Kalimantan, orangutan dan dedikasinya untuk melestarikan spesies dan mendidik masyarakat selama seperempat abad terakhir.
Dr. Cheryl Knott, Direktur Eksekutif Terri Breeden, Direktur Program
ADMINISTRATION STAFF Suryandi, Manajer Kantor Risya Rejita, Assistant Adminstratif Haning Pertiwi, Assistant Keuangan Rudy Hartono, Penjaga Kantor
RESEARCH STAFF Wahyu Susanto, Direktur Penelitian Brodie Philp, Manajer Penelitian Rebecca Curtis, Asisten Peneliti Sukarela/ Asisten Manajer Penelitian Rinta Islami, Asisten Botani M. Syainullah, Asisten Laboratorium Harissan, Asisten Lapangan Sahril, Asisten Lapangan Suharto, Asisten Lapangan Andi Abdul Sabta Pelari, Asisten Lapangan Akauliang, Asisten Lapangan Supianto, Asisten Lapangan
CONSERVATION STAFF Mariamah Achmad, Manajer Pendidikan Lingkungan Ranti Naruri, Field Officer Pendidikan Lingkungan Petrus Kanisius, Field Officer Pendidikan Lingkungan Hendri Gunawan, Field Officer Pendidikan Lingkungan F. Wendy Tamariska, Manajer Mata Pencaharian Bekelanjutan Sy. Abdul Samad, Field Officer Mata Pencaharian Bekelanjutan Asbandi, Field Officer Mata Pencaharian Bekelanjutan Edi Rahman, Manajer Pelindungan Satwa dan Habitat Desi Kurniawati, Koordinator Legal Hutan Desa M. Rizal, Field Officer Lapangan Syahik Nurbani, Koordinator Survei Susanto, Field Officer Pelindungan Satwa dan Habitat Shanif, Field Officer Pelindungan Satwa dan Habitat
8.1 PENGHARGAAN ATAS DEDIKASI STAF-STAF KAMI GPOCP tidak akan berhasil tanpa kerja tanpa akhir dan dedikasi staf bidang penelitian dan konservasi kami.
DEWAN PEMBINA GPOCP Presiden: Cheryl Knott, Ph.D., Direktur Eksekutif Gunung Palung Orangutan Conservation Program and Gunung Palung Orangutan Project; Associate Professor, Department of Anthropology, Boston University Sekretaris: Elizabeth Yaap, M.Sc., Co-founder, Gunung Palung Orangutan Conservation Program Bendahara: Sonya Kahlenberg, Ph.D., Executive Director, Gorilla Rehabilitation and Conservation Education Center Anggota Dewan: Catheryn Freund, M.A., Former Program Director, GPOCP Andrea Johnson, Ph.D. Noemi Rosa DEWAN PEMBINA YAYASAN PALUNG Cheryl Knott, Ph.D., Direktur Eksekutif, Gunung Palung Orangutan Conservation Program and Gunung Palung Orangutan Project; Associate Professor, Department of Anthropology, Boston University Elizabeth Yaap, M.Sc., Co-founder, Gunung Palung Orangutan Conservation Program Barita O. Manullang, Ph.D. Darmawan Liswanto, Fauna & Flora International Sri. Suci Utami Atmoko, Ph.D., Professor, Indonesia National University Andrew Marshall, Ph.D., University of Michigan Dedi Darnaedy, Ph.D., Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jito Sugardjito, Ph.D., Direktur Kerjasama Internasional, Universitas Nasional (UNAS) Indonesia Dadan Kusnandar, Ph.D., Dekan MIPA Universitas Tanjungura (UNTAN) DEWAN PENASIHAT Yudo Sudarto, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ketapang Adi Mulia, Dinas Kehutanan Ketapang Yohanes Terang, Desa Laman Satong Diah Permata Hildi, Dekransada Kayong Utara
GPOCP 2017 LAPORAN TAHUNAN | 20
Terima kasih khusus kami pada Balai Taman Nasional-Gunung Palung, RISTEK, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kehutanan yang telah memfasilitasi penelitian kami di Taman Nasional, dan counterpart penelitian kami di Tanjungpura University.
DEWAN DIREKTUR GPOCP
Fotos © Brodie Philp
9. LAPORAN KEUANGAN GPOCP
Ringkasan Keuangan 2017 (USD)
Gunung Palung Orangutan Conservation Program sangat berterima kasih atas dukungan semua donatur dan sponsor kami. Di atas adalah tinjauan ringkasan keuangan 2017 kami untuk lembaga 501-c3 berbasis AS kami. Dana konservasi dan penelitian secara langsung mendukung kegiatan kami di Yayasan Palung, organisasi saudara kami di Indonesia.
Kategori
Diterima
Dikeluarkan
Saldo Awal - 1 January 2017
$103,995.80
Hibah - Federal/Lembaga
$178,652.43
Sumbangan - Tidak Dibatasi
$35,046.45
Pengembalian Uang/Penggantian
$79.42
TOTAL PENDAPATAN
$317,774.13
Biaya Konservasi/Penelitian
$238,050.82
Biaya Kantor/LSM
$4,630.68
Biaya Bank
$579.60
BIAYA TOTAL
243,261.10
Keseimbangan Dibatasi
$50,000.00
Keseimbangan Tidak Dibatasi
$24,513.03
Keseimbangan 31 December 2017
$74,513.03
DONORS dan SPONSOR KAMI PADA 2017 Kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang terdalam kepada seluruh donor kami pada tahun 2017: Arcus Foundation; Conservation, Food and Health Foundation; Disney Conservation Fund; Indonesia Climate Change Trust Fund; Nacey-Maggioncalda Foundation; National Science Foundation; Orang Utan Republik Foundation; Sea World Busch Gardens Conservation Fund; US Fish and Wildlife Service – Great Ape Conservation Fund; Woodland Park Zoo – Partners for Wildlife; Ocean Park Conservation Foundation; Prince Bernhard Nature Fund; and Boston University.
Partners ($1 - $49) Miranda Cove-Shannon Ingrid Essary Cheryl Gartsbeyn Barbara Holtz D. M. Kemsley Martha J. Lankton Mark Leighton Patrick McCann Angela Miller Marc Moshman Network for Good Robert Quinn Shirley Randolph Maia Serosky Alicia Stewart Leyla Tahouri Anna Tchektchekian Isabel Walsh
Sustainers ($5,000+) Buffy Redsecker & Alan L. Chung Patrons ($1,000 - $4,999) Melanie Konradi & Daniel Gavin Seneca Park Zoo Contributors ($500 - $999) Anonymous Backers ($100 - $499) Girl Scout Troop 43994 Darci Greenwood Andrea Johnson Freitas Masse Fund Janice Quailey Brian Thompson Ignacio Villar Friends ($50 - $99) Joanna & Mark Flanagan Paul Forman Janet Lane Peter Palmiotto Maria Concepcion Garcia Sanchez-Real Amanda Schramm Bill Walters
DONORS dan SPONSOR KAMI PADA 2017